Kamis, 01 Maret 2012

Giacconi – si Peneliti Sinar X


Riccardo Giacconi, lahir di Genoa, Italia, pada tanggal 6 Oktober 1931,
merupakan salah satu dari tiga ahli astrofisika yang mendapatkan hadiah Nobel
Fisika tahun 2002. Kontribusi Giacconi yang membuatnya pantas mendapatkan
penghargaan bergengsi tersebut berkaitan dengan penemuan sumber-sumber
sinar-X kosmis.
Giacconi mengawali karirnya di bidang astrofisika saat ia mendapatkan
gelar Ph.D. dari University of Milan (1954) untuk bidang fisika sinar kosmis. Ia
tetap mengajar di sana (bidang fisika partikel elementer) sampai tahun 1956 saat
ia beremigrasi ke Amerika Serikat dan mengajar di University of Indiana dan
Princeton University. Pada tahun 1959 ia bergabung dengan ASE (American
Science and Engineering Corporation), sebuah lembaga penelitian swasta di
Cambridge, Massachusetts, yang ketika itu hanya beranggotakan 28 orang peneliti.
Giacconi ditugasi untuk merintis penelitian ruang angkasa di Space Research and
System Division (SR & SD) ASE, termasuk perancangan dan pembangunan
peralatan penelitian dan analisa dan reduksi data beberapa program penelitian
yang disponsori oleh Department of Defense (DOD) NASA. SR & SD ASE terus
berkembang hingga mencatat anggota sebanyak 500 orang pada tahun 1970.
Karirnya di ASE mencatat berbagai prestasi penting yang membuatnya dikenal
sebagai Bapak Astronomi Sinar-X. Pada tahun 1962 Giacconi bersama para
penelitinya yang menyelidiki radiasi sinar-X menemukan sumber sinar-X kosmis
yang pertama menggunakan detektor yang dipasangkan di roket yang diluncurkan
ke luar angkasa (sinar-X kosmis tidak bisa dideteksi di bumi karena saat
memasuki atmosfir bumi sinar itu diserap oleh lapisan atmosfir). Ia kemudian
menyusun program untuk meneliti sinar-X di jagad raya ini dan meluncurkan
(1970) satelit pengamat ruang angkasa, UHURU, yang merupakan satelit pertama
yang khusus didedikasikan untuk penelitian astronomi sinar-X. UHURU
menghasilkan berbagai penemuan penting dalam usaha memahami fenomena
sinar-X di ruang angkasa. Giacconi kemudian melanjutkan penelitiannya dengan
membangun observatorium baru (Einstein X-ray observatory) yang berhasil
merekam gambar pertama sumber-sumber sinar-X astronomis pada tahun 1978.
Penemuan-penemuannya telah berhasil meletakkan landasan-landasan penting
dalam astronomi sinar-X.
Pada tahun 1981 Giacconi bergabung dengan Space Telescope Science
Institute (STScI) dan menjadi direktur pertamanya sampai tahun 1993. Di sana ia
merintis program Hubble Space Telescope dan berhasil menjadikannya institut
penelitian nomor satu di masa itu. Ia kemudian pindah ke Jerman (1993-1999)
untuk menjadi Direktur Jenderal di European Southern Observatory. Di sana ia
membangun teleskop terbesar, VLT (Very Large Telescope), yang sangat terkenal
karena kemampuannya untuk menghasilkan gambar-gambar astronomi berkualitas
terbaik, lengkap dengan semua detilnya. Pada tahun 1999 Giacconi, yang sudah
resmi menjadi warganegara Amerika Serikat, kembali ke Amerika dan menjadi
presiden Associated Universities, Inc. (AUI) di Washington, D.C. Ia juga tercatat
sebagai profesor penelitian fisika dan astronomi di John Hopkins University sejak
tahun 1998.
Kontribusi Giacconi di dunia astrofisika telah menghantarkan berbagai
penghargaan internasional termasuk Bruce Medal, Dannie Heineman Prize for
Astrophysics, Elliot Cresson Medal (Franklin Institute), Marcel Grossmann
Award (International Center for Relativistic Astrophysics), Gold Medal (Royal
Astronomical Society), dan Wolf Prize (Wolf Foundation).
Giacconi mendapatkan kejutan besar pada tanggal 8 Oktober 2002 saat ia
menerima telepon dari Stockholm, Swedia, pada pukul 05.30 pagi. Karya-karya
cemerlangnya di bidang astrofisika, khususnya astronomi sinar-X, telah
menghadiahinya Nobel Fisika yang diidamidamkan oleh semua fisikawan dunia.
Ia berencana untuk menggunakan hadiah uang yang didapatnya dari Nobel
Foundation untuk menyekolahkan cucu-cucunya. Kemenangannya ini dirayakan
juga oleh masyarakat Italia yang mencatat Giacconi sebagai orang keturunan Italia
yang ke-12 yang berhasil mendapatkan Nobel. Indonesia menyusul?
Detektor Giaconni, detektor yang pertama kali mendeteksi
solar neutrino. Panjang 14,6 meter dan diameter 6,1 meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar